*suara mesterius*
“tolong – tolong”,
suara parau itu
mengejutkan keheningan malam.
Entah dari mana
asal suara itu
semua orang tidak
tahu. Suara itu
seminggu terakahir ini
sering kali terdengar,
seakan – akan seperti alarm
di tengah malam
dan sering mengejutkan
penduduk yang sedang
terlelap. Sudah berbagai
pihak sudah menyelediki
peristiwa itu, tapi
semua hasilnya nol.
Baik polisi, keamanan
kampung, dan juga
orang - orang
dewasa kampung yang
menyelidiki tak membuahkan
hasil.
“chan, kenapa ya
suara itu terus
terdengar tiap malam?”
tanya akka sepupuku
dan sekaligus teman
baikku disekolah. Kebetulan
akka juga tinggal
satu kampung bersama
ku, jarak rumahku
ke rumah dia
sekitar jangka 6
rumah dan dua
jalan tikus. Akka
memiliki badan yang
agak bongsor, yaa
sama sepertiku. Tak
heran orang -
orang disekitar kami
selalu memanggil kami
si kembar.
“entahlahh ka, aku
penasaran banget dengan
suara itu, semua orang
sudah menyelidikinya, tapi
tidak ada yang
berhasil”
“iya, aku juga
heran chan, oeaa
tiap malam aku
melihat bang kadir
selau saja lewat
depan rumahku, bukanya
berniat suuzon sih
chan, tapi gerak – gerik
dia itu mencurigakan
banget, masak iya
dia nongrong semalam
itu”
“kamu kok bisa
tau gitu si
ka, emang kamu
belum tidur semalam
itu?”
“kamu tau sendiri
kan kalo malam
aku ngapain aja,
seperti biasa pas
itu aku lagi
kasih makan kelelawar
peliharaan aku, ehh
tiba – tiba dia lewat
gitu, gerak – geriknya itu
mencurigakan banget, masak
dia jalan cepat
banget, terus dia
itu seakan –akan ketakutan
gitu chan, nahh
kebetulan banget dia
gak tau kalau
aku punya rutinitas
kasih makan kelelawar
peliharaan aku, jadi
tiap malam pasti
dia itu lewat,
nah terus beberapa
menit kemudian teriakan
itu terdengar, nah
itu terjadi seperti
itu terus”
“hemmmmmm,
gimana nanti malam
kita selediki ka?,
mana tahu kita
bisa membantu memecahkan
misteri teriakan mesterius
itu”
“aku sih setuju
chan, tapi kita
kan Cuma berdua
tuh, apa gak berbahaya
banget chan”.
“iya yaa ka,
kita ngajak siapa
ya kaa??”
“ tio ma pandi
aja chan kita
suruh kerumah, kita
ajak orang itu
ikut bareng kita,
gimana chan?”
“oohh, iya setuju
banget, tio kan
jago banget kalo
dosuruh mengendap – endap dan ngintip – ngintip tuh,
nah terus kamu
sama pandi bawa
hp untuk ngerekam
kejadian apapun yang
mencurigakan pada saat
itu ka”
“oohh iya chan,
nahh itu mereka, whoyyyy
kami disini!” akka
mencoba memanggil pandi
dan tio yang
baru saja dari
kantin sekolah. Mereka
berdiskusi tentang rencana
mereka untuk nanti
malam. Semua setuju dengan
rencana itu. Dan
tidak membuang waktu
lagi sepulang sekolah
mereka langsung berkumpul
di rumah akka
dan mencoba merancang
strategi.
“sepi banget sih
rumah mu ka?” tio
bertanya pada akka
dengan gaya sok
coolnya sembari dia
berjalan – jalan dari sudut
ke sudut rumah
akka. Tio memiiki
badan yang agak
kurus, beda dengan
aku , akka dan
pandi. Kami bertiga
memiliki postur badan
yang agak gembul,
tapi daya tarik
kami lebih besar
dari tio.
“yee elah yooo,
kau kan udah
dikasih tahu kemaren
kalo orang tua
akka lagi pulang
kampung”, sahut pandi
dengan bergeleng kepala
tanda keherannya pada
tio yang suka
lupa.
“ohh, iya yaa,
biasa lahh ndi
abnag mu ini
banyak pikiran ndi”,
“eleh dasar kau
lah tukang lupa”
tiba – tiba akka keluar
dari dapur membawa
sepiring roti kering
dan satu teko
es teh.
“wahhhhh pas banget
nihh ka, lagi
panas – panasnya”. Seru ku
melihat akka membawa
minuman dan makanan
untuk kami.
“gayamu chan, emang
kau doyan nya
chan” lagi – lagi pandi
geleng kepala tanda
keheranya padaku yang
suka makan.
“heeeeee, diamlah
kau ndi, kau
juga iyanya” sambungku
dengan nada kesel
“udahlah wee, makan
aja itu, biar
kita atur lagi
strateginya” akka mencoba
melerai dan mengingatkan
tujuan kita.
Malampun tiba dan
ini saat -
saat yang kami
tunggu - tunggu.
Aku, akka, tio,
dan pandi sudah
berada di samping kandang
kelelawar milik akka.
Disana kami duduk
dengan cara bersembunyi,
akka dan pandi
sudah menyiapkan gadget
yang dilengkapi infrared
untuk merekam kejadian
demi kejadian yang
kami selidiki. Aku
dan yang lain
sudah duduk di
samping kandang kelelawar
akka sudah sejak
bakda isyak itu
sekitar 5 jam
yang lalu, dan
ini tepat tengah
malam. Suasana malam
itu sangat mencekam,
tidak ada satupun
orang yang berani
keluar satu langkah
pun dari rumahnya.
Malam itu hanya
suara jangkrik dan
burung hantu yang
berlalu lalang lah
yang dapat kami
dengar. Dan tiba – tiba
entah dari mana
asalnya suara lantuman
benda keras seakan
- akan memukul
dinding - dinding
rumah, kami mendengarnya sekitar
tiga kai, kami
tidak ada yang
tahu asal bunyi
dentuman keras itu,
karena sangking kuatnya
sehingga kami tidak
dapat menentukan arah
datangnya suara itu.
Lalu beberapa menit
kemudian bang kadir
lewat dengan menggunakan
jaket dan sarung
lusuh yang biasa
ia gunakan. Kami
diam – diam membuntutinya dari
belakang tanpa sepengetahuanya. Ternyata
dia menuju arah
gudang pupuk milik
PTPN kebun sawit.
Kami penasaran apa
yang diperbuat dia
semalam ini di
tempat yang sangat
menakutkan itu. Tiba - tiba
dia menghilang begitu
saja di balik
rimbunan rumput. kami
tidak tahu dia
pergi kemana, kami
seketika itu kehilangan
jejakknya. Tiba -
tiba seseorang mnegejutkan
dan menghintikan langkah
kami. “sedang apa kalian
disini” lelaki itu bertanya
dengan suara pelan
tapi penuh dengan
ketegasan, seketika itu
semua tubuh ini
seakan tidak berada
pada tempatnya, kami
semua ketakutan dengan
kedatangan lelaki itu,
lalu dia berkata
lagi “jangan berteriak,
atau kalian akan
menyesal”, lelaki itu
kembali berkata dan
sedikit mengancam. Aku
tahu dengan jelas
kalau itu suara bang
kadir. Entah dari
mana datangnya dia
dengan tiba -
tiba muncul di
belakanag kami.
“maaf bang, jangan
apa – apain kami, kami
Cuma ingin mengungkap
misteri ini”, akka
mencoba menjelaskan kepada
bang kadir dengan
suara serak terbata
- bata.
“kalau kalian ingin
tahu, ayo ikut
abang”, bang kadir
mengajak kami masuk
kedalam gudang dan
bersembunyi dibalik tumpukan
pupuk, kami bersembunyi
tebpat di balik
dinding kayu gudang
tersebut, disitu ada mikropon
dan anti nyamuk .
“kita nagapain disini
bang”, tanya tio
dengan nada ketakutan
“sudah diam aja,
duduk kalian disini,
letakkan mata kalian
di sela -
sela dinding yang
bolong itu, perhatikan
arah diluar sana, nanti
kalian akan tahu
semuanya”
Tiba - tiba
dua orang berjalan
menuju arah gudang
dimana kami berada
dengan membawa angkong,
seakan - akan
mereka terburu -
buru. Lalu bang
kadir mengambil mikropon
dan berkata “tolong -
tolong”, seketika itu
dua orang yang
membawa ankong tadi
lari terbirit -
birit. “nah sudah
tahu mesteri itu”,
bang kadir bertanya
pada kami. Kami
hanya bisa diam
dan menganggung tanda
paham, lalu bang
kadir mulai bercerita
pada kami
“itu yang selama
ini abang lakukan”,
abang itu memulai
penjelasanya
“lalu kenapa
harus seperti itu
bang?” pandi bertanya
pada bang kadir
“iya, semua itu
harus saya lakukan
agar orang - orang
seperti tadi tidak
mencuri persedian pupuk
perkebunan kita”
“abang tahu dari
mana mereka kan
mencuri pupuk bang”,
tio juga bertanya
pada bang kadir
“waktu itu abang
lagi di kedai
Nang tulang jiko, nah
pas abnag minum
kopi disitu ada
dua orang laki – laki,
ternayata mereka orang
pondok sebelah, lalu
tak sengaja abang
mendengar percakapaan mereka,
ternayata mereka datang
ke pondok kita
Cuma mau melihat
aman tidaknya mereka
kalau mengambil pupuk
persediaan kebun. Nah
lau malamnya datanglah
abang kesini, pinjam
toak dari masjid,
lalu ketika mereka
datang, abang berteriak
minta tolong menggunakan
toak yang abang
pinjam dari masjid,
nah kebutulan kan
pak ustat pun
sering nampak orang
itu lalu lalang
di dekat gudang
pupuk kita itu,
lalu abang sama
pak ustat berkerja
sama”.
“lhoo bang kenapa
poilisi sama hansip
pun ikutan mencari
pada waktu itu,
apa ada pupuk
yang hilang?” tanya
akka dengan antusiasnya
“sebenarnya
tidak ada pupuk
yang hilang, itu
Cuma settingan belaka,
polisi dan hansip
sengaja dilibatkan mengenai
perkara ini, agar
orang - orang
menjadi takut untuk
mendekat apalagi mengambil
pupuk persedian kebun
kita”,
“lhoo bang, emangnya
orang pondok gak
tahu tentang semua
ini bang?”, aku
ikutan bertanya pada
bang kadir
“tidak ada yang
tahu satupun kecuali
pak ustat dan
abang, jadi abang
harap kalian bisa
menjaga rahasia ini,
supaya pondok kita
aman, nyaman, dan
sejahtera”
“iya bang, kami
janji tidak akan
memberi tahu semua
ini pada orang
lain, kami minta
maaf ya bang
kalau selama ini
kami sudah sering
banget suuzon sama
abang.”
“ya udah, ini
sudah malam, sebaiknya
kalian pulang dan
tidur dalam kamar
masing - masing “,
“ya udah bang,
kami pamit duu
ya bang”,
Lalu kami pulang
dengan dada yang
lega, akhirnya misteri
ini terpecahkan juga,
tapi bagi kami, bang
kadir, dan pak
ustat saja yang
mengetahuinya. Selain itu,
semua orang tidak
tahu sampai sekarang.
Ahahahaha... peran saya lumayan bagus ini...
BalasHapus